Konten Ariani Menyisihkan Noe Sabrang Dari Letto. Ini Fakta Yang Bicara.

Bagikan artikel ini

Konten ARIANI Mengalahkan Konten Noe Sabrang dari Letto.

Diluar dugaan tulisan dan konten youtube tentang Ariani yang diedit penulis mendapat respon spektakuler. Channel ALETV yang tadinya hanya merupakan jalur alternatif untuk dokumentasi video pribadi, biasanya sangat sepi pengunjung. Tapi hanya dengan satu konten di bawah ini, dari 390 subscribe langsung melonjak melampoi 1200 subscribe. Berarti sudah langsung bisa diajukan untuk monetisasi.

Padahal channel andalan Waglo(Gubuk Apung) yang terus diperjuangkan bersama tim podcast, untuk mendapat 1000 subscribe saja, begitu tergopoh-gopoh.

Channel Waglo(Gubuk Apung) sebagai corong informasi dunia pendidikan yang baru dimonetisasi itu, perjuangannya cukup panjang sekali. Berkat 4 konten menyangkut Ariani cukup membanggakan, tapi tidak mampu mengalahkan konten menyangkut “Noe Sabrang” dari Letto. Channel ini berkembang berkat perjuangan mengangkat berita “aplikasi symbolic karya Noe Sabrang” itupun subscribenya merangkak perlahan. Namun bergerak penuh kepastian.

Kini tampaknya channel ALETV dalam sekejap, patut di duga bisa menyalib channel youtube unggulan dari penulis. Syaratnya jika terus mengawal kinerja Ariani selama masih berkibar. Padahal hanya memantau informasi Ariani dari jarak jauh. Dari berbagai informasi terpercaya.

Berbeda dengan channel Waglo (Gubuk Apung) yang sering memantau Noe Sabrang hingga ke dapurnya. Saat Noe ke Bali dalam “Wokernas AKSI (Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia)” penulis berhasil berkarya hingga mendekati sepuluh konten. Apakah ada hasilnya? Jawabnya baru mendapat subscribe tambahan yang cukup berarti. Karena upayanya bukan hanya mengejar target youtube. Tapi punya niat yang lebih mulia dari sekedar itu.

Lewat media digital SATUGURU, dari my.id penulis begitu leluasa bisa bertemu Noe Sabrang. Tapi tidak mampu mendongkrak channel youtube. Berbeda dengan kesempatan memantau Ariani dari jauh lewat ALETV. Bahkan  belakangan melihat channel ini,  sempat terperanjat.

Ketika 2 Konten di bawah ini berhasil diangkat di Waglo (Gubuk Apung) berhasil ditonton oleh 5000 pengunjung dalam waktu beberapa hari. Karena pembahasannya fokus pada narasi membangun pendidikan yang lebih luas. Bukan untuk mengejar $ dari youtube. Tapi tim kreator punya tujuan mulia, yaitu untuk pendidikan di Indonesia yang lebih baik.

Masih menyangkut Ariani ditinjau dari perspektif pendidikan, konten tidak terlalu bebas dikembangkan. Walau ada upaya mendekati penggemar usia muda, namun terlalu berhati hati. Hasilnya sangat berbeda dengan konten Ariani di ALETV.

 

Konten di AleTV, begitu lantang menyoroti royaltu yang diperoleh Ariani tanpa menggiring ke pendidikan religi. Tidak bicara tentang kuasa Tuhan. Tapi bicara langsung ke angka-angka. Maka komentar negatif muncul kira-kira ada 4 komentar miring dari 100 komentar yang ada. Mengapa? Karena perspektifnya memang beda dengan konten di Waglo(Gubuk Apung).

Para pakar dunia pendidikan seni di Bekasi dibujuk untuk bersuara ala dunia remaja, tapi masih belum mampu menjamah penonton remaja. Tampaknya masih didominasi penggemar dari kaum berusia pasca adolecent. Jika kita lihat dari berbagai komentar yang ada. Bagaimana pendapat anda mengenai uraian Pak Munabi dan Bu Erri di bawah ini?

 

Mungkin harus banyak membuat konten dengan merekrut milenial sebagai pembawa acaranya. Mari kita coba pada episode berikutnya (Waglo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *