Data Bank Bocor. Indonesia Telanjang

Bagikan artikel ini

Hari Senin  26 Juni 2023 adalah pertemuan yang ke dua dengan Dr. Ir. Cahyana Ahmadjayadi yang diprakarsai oleh media Satuguru. id. Sebelumnya penulis bertemu dengannya di Perguruan Tinggi Telkom, Buahbatu, Bandung. Dalam presentasi beliau saat itu, membahas “mesin kecerdasan buatan” dengan ilustrasi cerita tentang  lagu ciptaan Putri Ariani “Loneliness”. Perlunya perlindungan terhadap karya dari tokoh viral  peserta unik di AGT itu.  Ternyata harus hati-hati dalam melindungi karya intelektualnya, karena karya Putri Ariani itu dapat saja direkayasa.  Bahkan karya rekayasa hasilnya bisa lebih indah, karena mungkin seolah-olah dibawakan oleh tokoh ternama dunia. Tentu saja hal ini terjadi dalam sebuah aplikasi. Yang sering sekali, karya demikian, tanpa ijin si pembuat lagu.

Wajar jika penulis sangat terpukau, dengan isi presentasi itu. Mengapa ? Mungkin karena sebelumnya penulis hampir terjerembab oleh Iklan yang menampilkan Video  dari dokter Terawan. Dalam video itu, seseorang yang mirip dengan mantan menteri kesehatan,  menjelaskan temuan baru berupa obat diabet yang dirahasiahkan. Diduga dengan iklan yang mengangkat tokoh mantan menteri kesehatan itu banyak konsumen yang terbius. Jujur saja, penulis sering kagum dengan keahlian dokter Terawan itu. Bahkan diduga banyak sekali orang yang seperti itu. Dan hal ini, terbaca oleh sang kreator ICT.

Ternyata diduga video itu memuat wajah dan informasi palsu. Sudah dapat dipastikan hanya sebuah aplikasi yang menyerupai tokoh asli. Hal ini diyakini sepenuhnya setelah mengikuti presentasi tentang “Kecerdasan Buatan” (Artipicial Intelegency). Seperti dijelaskan bahwa “Kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau bisa disebut juga intelegensi artifisial atau disingkat AI, didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah”(Wikipedia,Juni, 2023)

Tanggal 26 Juni 2023,  Dr. Cahyana berbicara lagi di depan pengurus Media Satuguru.id, membahas tragisnya kebocoran data Bank BSI. Dan masih banyak kebocoran data di instansi lainnya. Mereka minta tebusan untuk tidak mempublikasikan rahasiah negara itu. Data bank adalah rahasiah negara. Jika data itu bocor, maka  sama saja dengan keadaan telanjang bilat, tanpa busana. Penulis begitu tertarik dengan presentasi beliau yang selalu mengangkat ide segar dan kekinian. Hal ini sangat layak diperhitungkan karena beliau pernah menjadi pejabat eselon satu di 3 kementrian (Kementrian Otda, Kemendagri, Kominfo), pernah menjadi direktur dan komisaris di beberapa BUMN dan perusahaan swasta (PT. Pos, Bank Mandiri, Lintas Artha), dan seorang figur terkemuka di bidang TIK. Makanya masalah alternatif temuan solusi dari semua isu itu, bagi penulis begitu penting diapresiasi dan layak dipublikasikan.

Doktor Cahyana, sebagai lulusan Insitut Teknologi Bandung yang mengambil kajian di bidang Cyber Security. Tentu saja sangat mumpuni dalam bidangnya. Lebih memukau ketika beliau membahas media Satuguru.id  sebagai “Kekuatan Rakyat” atau people power. Khususnya para guru yang punya visi jauh ke depan. Walau saat pertama kali Doktor  cahyana bicara kekuatan rakyat.  Penulis merasa digiring pada ungkapan Prof. Amin Rais yang pernah mempopulerkan istilah itu. Ternyata uraian Dr. Cahyana ini,  hanya memberikan sebuah ilustrasi. Karena istilah itu sering digunakan untuk merujuk pada perjuangan rakyat di masa lalu, terutama yang terjadi di Afrika dimasa lampau. Namun, itu juga sering digunakan saat ini, ketika merujuk pada perjuangan dan peristiwa populer di seluruh dunia. Dalam konteks ini, media Satuguru.id menjadi sangat penting dan layak diperhitungkan. Kini semua guru harus berani menyuarakan kebenaran. Apalagi ada wadah khusus untuk hal ini. Yaitu di jalur kelompok penulis pemula media Faktanya.id. Yaitu cabang media Satuguru.id.

Menurut sejarahnya, konsep “Kekuatan Rakyat” sebagai sebuah gerakan, pertama kali digunakan di Tahiti pada awal 1960-an, sebagai bagian dari perjuangan anti-kekaisaran.  Media punya peran penting. Mungkin bahasa halusnya bahwa media itu sebagai sarana untuk menyampaikan unek-unek yang bertanggung jawab. Dengan adanya media ini, guru-guru harus merasa dilindungi haknya. Terutama hak bersuara yang bertanggung jawab. Apalagi didukung oleh Dr.Paiz dosen filsafat dari UMY yang mengusulkan pemberian reward terhadap para guru yang rajin menulis.

Penulis kini merasa telah menduduki dan menguasai kota Bandung. Karena dahulu penulis hanya ada di trotoar Masjid Agung Bandung. Saat itu, hanya bisa berbisik pada tembok bangunan di sekitar jalan Asia Afrika. Dengan duduk berdampingan di dalam sebuah kantor,  bersama dengan tokoh-tokoh nasional di atas. Seolah Dinding-dinding itu jadi transparan.

Karena tahun 1983, penulis pernah mengintip suasana meja kerja di dalam gedung Bank bekas bangunan milik Belanda Itu. Bangunan kantor yang telah beralih pemilik. Dalam catatan sejarah, Bank di jalan Asia Afrika itulah  yang pernah mendanai proyek pengeboran minyak bumi milik pemerintah Belanda di negeri ini, saat masa penjajahan.

 

 

Kini walau penulis bukan duduk di gedung yang pernah diintip itu. Tapi merasa telah menundukan Indonesia khususnya kota Bandung. Karena Dr.Cahyadi adalah mantan pejabat ditingkat nasional dalam bidang itu. Dunia perbankan dan ICT pernah berada di bawah kendalinya (Waglo).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *